Tuesday, March 26, 2013

MARGIN PEMASARAN HASIL PERIKANAN

Dalam teori harga, produsen dianggap bertemu langsung dengan konsumen sehingga harga pasar yang terbentuk merupakan perpotongan antara kurva permintaan dan kurva penawaran.

Realitas pemasaran produk perikanan ternyata agak berbeda dari anggapan ini, karena produk perikanan yang diproduksikan di daerah sentra produksi akan sampai ke tangan konsumen akhir setelah menempuh jarak yang sangat jauh, antar kabupaten, antar propinsi, antar negara bahkan antar benua, baik produk segar ataupun olahan.

Dengan demikian sebenarnya jarang sekali produsen melakukan transaksi secara langsung dengan konsumen akhir. Untuk itu digunakan konsep margin pemasaran.

Margin pemasaran dapat didefinisikan sebagai (Tomek dan Robinson, 1977) :

(1) Perbedaan antara harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir dengan harga yang diterima produsen ;

(2) Biaya dan jasa-jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa pemasaran.

Margin pemasaran merupakan selisih antara harga ditingkat pengecer dengan harga di tingkat produsen (nelayan/petani ikan).

Margin pemasaran hanya menunjukkan perbedaan harga antara pengecer dan petani dan tidak memberikan pernyataan tentang jumlah produk yang dipasarkan. Sedangkan nilai margin pemasaran (value of marketing margin) merupakan perkalian antara jumlah produk yang dipasarkan (Qr.f) (Dahl dan Hammond, 1977).

Besar nilai margin pemasaran ini dapat diklasifikasikan kedalam dua bagian, yaitu :

(1) Biaya-biaya pemasaran (marketing cost) adalah besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan untuk faktor-faktor produksi yang digunakan di dalam pengolahan produk hingga pemasarannya mulai dari petani sampai ke konsumen akhir. Biaya-biaya pemasaran ini disebut juga pendapatan atas faktor produksi (return to factors). Termasuk kedalamnya komponen-komponen upah, bunga, sewa dan keuntungan.

(2) Pungutan-pungutan pemasaran (marketing charges) adalah pungutan atau biaya jasa yang diambil oleh berbagai lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran produk, seperti pengecer, grosir, pengolah dan pengumpul. Pungutan-pungutan pemasaran ini disebut pendapatan atas aktivitas lembaga pemasaran (return to institutions) yang terlibat dalam pemasaran suatu komoditas.

Berdasarkan definisi bahwa margin pemasaran merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa pemasaran, maka membawa konsekuensi yang berbeda dengan analisis sebelumnya. Jasa-jasa pemasaran sering dikaitkan dengan penambahan utility dari guna bentuk (form utility), guna tempat (place utility), guna waktu (time utility) serta guna kepemilikan (possesion utility).

Margin pemasaran dapat dihitung dengan mencatat nilai penjualan (gross money sale), nilai pembelian (gross money purchase) dan volume barang dagangan dari tian lembaga pemasaran (marketing agency) yang terlibat dalam suatu proses pemasaran. Berdasarkan nilai penjualan (Ps), nilai pembelian (Pb) dan volume barang dagangan (V), maka average gross margin (AGM) dari tiap lembaga pemasaran adalah sebagai berikut :

AGM = Ps-Pb/V

Dengan cara menetapkan suatu saluran pemasaran tertentu dan mencari AGM dari urutan pedagang yang mengambil bagian dalam saluran pemasaran tersebut, maka margin pemasaran dari keseluruhan saluran pemasaran dapat diketahui (Hanafiah dan Saefuddin, 1983). Besar kecilnya margin pemasaran dapat mempengaruhi harga eceran dan harga di tingkat nelayan.

Perubahan margin pemasaran tersebut hanya akan mempengaruhi permintaan turunan dan penawaran turunan. Bila margin pemasaran berkurang, maka permintaan turunan akan bergeser keatas/kekanan, sedangkan penawaran turunan akan bergeser kekanan/kebawah. Dengan demikian maka harga eceran akan turun dan harga di tingkat nelayan akan naik.

Bila elastisitas harga atas permintaan kurang elastis dari penawarannya, maka perubahan harga eceran lebih besar dari perubahan harga ditingkat nelayan. Dengan demikian, dengan turunnya margin pemasaran, perubahan kenaikkan harga di nelayan lebih kecil. Besarnya margin pemasaran secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

M = Pr – Pf.

Keterangan : M = margin pemasaran Pr = harga tingkat konsumen Pf = harga ditingkat produsen.

Berdasarkan analisis margin pemasaran tersebut maka akan dapat diketahui :

1. Bagaimana perbandingan share keuntungan dari masing-masing lembaga yang terlibat dalam proses pemasaran dalam arti apakah merata atau justru nelayan yang dirugikan.

2. Bagaimana perbandingan share keuntungan dengan biaya pemasarannya apakah cukup logis atau tidak apabila dilihat dari berbagai lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran.

Margin pemasaran berbeda-beda antara suatu komoditas dan komoditas lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan dalam perlakuan, pengolahan dan distribusi suatu komoditas mulai dari produsen sampai ke tingkat konsumen akhir.

Margin pemasaran cenderung akan meningkat dalam jangka panjang dengan menurunnya proporsi harga yang diterima oleh petani/nelayan. Tetapi pada jangka pendek margin pemasaran relatif stabil dalam hubungannya dengan berfluktuasinya harga-harga produk hasil pertanian (Hanafiah dan Saefuddin, 1983).

Selanjutnya dikatakan kecilnya margin dalam suatu pemasaran dapat menunjukkan baiknya sistem pemasaran tersebut, dengan asumsi pasar persaingan sempurna. Tetapi, tingginya proporsi harga yang diterima petani/nelayan belum mencerminkan tingginya keuntungan petani/nelayan tersebut karena belum diperhitungkan besarnya biaya produksi.

Emmy Lilimantik (elilimantik@yahoo.co.id)

Staf Pengajar pada PS Agribisnis Perikanan Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan Indonesia

1 comment:

  1. 2xBet korean bet - Legalbet
    2xbet korean bet - legalbet.co.kr. The only place to deposit money for your 1xBet account! partenaire 1xbet Get more information about the 2xBet bonus codes

    ReplyDelete